27 Jun 2010

Tuhan Kecil

Banyak hal dalam hidup ini yang membuat manusia terlena dan terjerumus ke dalam godaan. Banyak pula hal baik yang dapat mengangkat derajat manusia menjadi makhluk paripurna di mata manusia lain maupun di mata Sang Penciptanya.

Beberapa diantara manusia terjebak dengan hal duniawi. Sebut saja kebutuhan dunia seperti harta, tahta dan wanita. Lebih khusus lagi pada hal-hal seperti life style, mode, fashion dan lain sebagainya. sebagian manusia menghamba pada hal tersebut. Jika mau jujur, siapa manusia yang tidak butuh uang? Siapa manusia yang tidak membutuhkan pakaian yang layak?dan siapa manusia yang ingin hidup melarat?

Sebagai manusia yang sadar akan kebutuhannya, tentu akan muncul segenap usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, jika usaha untuk pemenuhan kebutuhan tersebut menyita seluruh energi hidup dan mengenyampingkan hal penting lainnya tentu saja akan berdampak pada kualitas hidup itu sendiri. Misal, sikap hidup konsumtif, yang memaksa kita menjadi "orang yang selalu pertama" dalam hal pakaian terbaru, motor terbaru, handphone terbaru dan lainnya.

Setiap usaha kita tercurahkan untuk menjadi orang yang selalu up to date dalam bergaya, menjadi pengguna pertama barang-barang terbaru.kurang asik rasanya jika belum menggunakan produk terbaru, ada perasaan kurang gaul jika masih menggunakan produk lama walaupun masih sangat layak untuk digunakan.
Ada perasaan minder jika para kolega sudah beli mobil baru. Ada perasaan iri jika tetangga beli motor baru. Huff...pastilah tidak nyaman hidup dalam keadaan seperti itu.

Secara tidak langsung, manusia sudah men-Tuhan-kan benda, gaya hidup dan lain sebagainya. Terkadang kita tidak sadar, bahwa kita telah di perhamba oleh uang, handphone baru, mobil dan motor baru, pakaian terbaru. Tuhan-tuhan kecil tersebut telah menyeret kita kepada gaya hidup konsumtif dan miskin ketentraman hati. Sungguh, tidak akan pernah hinggap perasaan puas pada diri manusia walaupun sudah mendapatkan dua gunung yang penuh berisikan emas.

Sama halnya jika meminum air laut. Tak kan pernah lepas dahaga melainkan rasa haus yang semakin menjadi. Alangkah baiknya, jika kita keluarkan semua Tuhan-tuhan kecil yang bersemayam dalam hati, dan kita patrikan Keesaan Tuhan yang maha besar tanpa ada yang menandinginya. Hanya itu yang akan memberikan life time warranty akan kebahagiaan dan ketentraman hati.

Salam Berry Devanda

17 komentar:

  1. Tuhan jaman sekarang..rupiah ma dolar huh..nice post

    BalasHapus
  2. @ mata hati : kalau saya kena banget ama dollar...

    BalasHapus
  3. Tuhan tuhan kecil itu telah mengarahkan manusia kepada hedonisme...

    BalasHapus
  4. semoga tercerahkan...amin!:)

    BalasHapus
  5. Manusia emang aneh, lebih mementingkan yang fana daripada yang abadi, yang kekal.
    Ps: dgn senang hati silahkan jadi kontributor di post bersama nanti. nanti akan kita kumpulkan dalam 1 list backlink. Thx

    BalasHapus
  6. jiah.. tuhan yang satu itu memang menyenangkan sekaLigus menakutkan..

    saLam kenaL dari Purbalingga...

    BalasHapus
  7. Terima kasih untuk mengingatkan. Semoga menjadi kebaikan dan amal ibadah

    BalasHapus
  8. apa kabar MAs Berry?
    dah 5 tahun bunda gak mampir kesini :oops:

    Setuju Mas Berry, tanpa kita sadari kita telah menyembah thogut2 yg kita ciptakan.
    Padahal dgn banyaknya harta justru jadi mudah bagi kita utk bersedekah dijalanNYA, lebih mudah utk beribadah (pergi haji), juga lebih mudah utk membantu sesama dgn kelebihan harta, bukan utk membeli hal2 yg kita inginkan saja, padahal sebenarnya tdk kita butuhkan.

    Terimakasih Mas, sudah mengingatkan.
    salam

    BalasHapus
  9. Kadang kesombongan rohani yang mengabaikan Yang Maha Kuasa akan menetap pasti pada diri seorang manusia apabila ybs tak mau mendengarkan aspirasi hati kecilnya lagi. Maka berhentilah untuk mengacuhkan hati kecilmu ... karena itu hanya akan membawamu pada jurang yang sangat dalam...

    BalasHapus
  10. Rahel and Scout are similar in the sense that they lose their innocence through no mistake or wrong step of their own. They are in a way forced to grow up and face life as it is.

    BalasHapus
  11. However, they are as different in temperament as the times in which these two books are set. While Rahel is quiet and an introvert by nature, Scout is, as a tomboy, very much outgoing and extrovert.

    BalasHapus
  12. The name 'Brutha' is of course pronounced as a jive-ified 'brother', and resonates with the name of Buddhism's prophet Buddha.

    BalasHapus
  13. makasih ya gan untuk infonya semoga bertambah sukses

    BalasHapus
  14. mantap sob buat infonya dan salam sukses

    BalasHapus
  15. ok mantap mas infonya dan salam kenal

    BalasHapus
  16. bagus bos artikelnya dan menarik

    BalasHapus
  17. makasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus

Ketikan Komentar anda dengan memilih pada opsi beri komentar sebagai Name/URL....