Teman-teman, saya ingin membagi pandangan saya tentang peran apa yang bisa dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak remaja kita. Pandangan ini dimuat di Harian Padang Ekspress (Group Jawapos) pada tanggal 14 Juli 2017. Silahkan dikomentari.
Sekolah dan Pendidikan Remaja
Oleh : Berry Devanda
Guru SMAN 1 Koto XI Tarusan dan
Alumni School of Education The University
of Adelaide, Australia
Kasus pencabulan yang dilakukan
oleh empat orang siswa pada salah satu sekolah di Kecamatan Bayang, Kabupaten
pesisir selatan (Padek, 13/7) adalah fakta persoalan remaja yang membuat banyak
masyarakat prihatin. Kasus pencabulan yang dilakukan oleh anak remaja di daerah
lain juga banyak diberitakan oleh media massa. Persoalan ini perlu mendapat
perhatian banyak pihak. Pola pengasuhan remaja juga perlu didiskusikan kembali.
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi persoalan remaja tersebut? Sebagai
tempat remaja menghabiskan sebagian besar waktunya setiap hari, solusi apa yang dapat ditawarkan oleh sekolah?
Banyak faktor yang menyebabkan
seorang remaja melakukan perbuatan menyimpang seperti pelecehan seksual. Salah
satunya adalah kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengasuh (parenting skills) anak remaja. Sebagian
orang mungkin hanya meniru apa yang telah dilakukan orang tua mereka dulu dan
menerapkannya pada anak-anak remaja mereka. Sebagian lain mungkin saja
mendapatkan pengetahuan dari sumber lain seperti teman, internet, media massa
dan lainnya. Disaat yang sama, sebagian orang tua mungkin saja perlu perjuangan
yang besar untuk dapat membangun komunikasi yang baik dengan anak remajanya.
Disisi lain, anak remaja mungkin saja merasa tidak memiliki ikatan batin yang
kuat dengan orang tuanya sehingga merasa tidak nyaman untuk menceritakan
hal-hal yang bersifat sensitif.
Anak remaja memiliki beberapa
karakteristik. World Health Organization (WHO) mendefinisikan anak remaja dari
usia 10 sampai 19 tahun. Pada rentang usia tersebut, terjadi perubahan besar
dalam hidup anak remaja baik dari segi fisik maupun mental. Remaja tidak lagi
memerlukan perlakuan seperti anak-anak pada umumnya namun juga belum mampu
untuk mengemban tanggung jawab sebagai orang dewasa (Robinson, 2006). WHO juga
menjelaskan bahwa pada masa remaja tidak hanya terjadi perubahan besar berupa
pendewasaan fisik dan mental tapi mereka juga menghadapi beberapa resiko.
Masalah yang dihadapi anak remaja saat ini adalah penyalahgunaan obat-obatan
terlarang, seks dini, perilaku menyimpang dan lainnya.
__________________________________
Baca Juga :
__________________________________
Persoalan remaja tersebut dapat
dikurangi salah satunya dengan cara meningkatkan ikatan antara orang tua dan
anak remajanya. Ikatan yang kuat dapat menghindarkan anak remaja dari prilaku
yang merusak dirinya maupun orang lain. Namun, sebagian orang tua tidak
memiliki kecakapan yang baik dalam mengasuh anak remaja. Untuk itu perlu usaha
untuk meningkatkan kemampuan mengasuh orang tua.
Salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan mengasuh anak remaja adalah melalui program pelatihan keterampilan
terpadu mengasuh anak remaja (Thomas, B et al 2013). WHO (2007) menjelaskan
bahwa kegiatan peningkatan kemampuan orang tua tentang remaja berbasis sekolah
ini memiliki beberapa tujuan yaitu meningkatnya pengetahuan orang tua dan
kemampuan komunikasinya, meningkatnya pengetahuan tentang dunia remaja,
meningkatkan hubungan orang tua dengan sekolah dan meningkatkan hubungan sesama
orang tua siswa.
Program pelatihan ini dapat
diselenggarakan di sekolah. Kegiatan pelatihan terpadu ini dapat berupa kelas
orang tua seperti yang dirancang oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.
Kelas orang tua yang dimaksud pada kasus ini dapat diartikan sebagai sebuah
wadah khusus yang disediakan sekolah bagi orang tua yang memiliki anak-anak
remaja. Tujuan kelas ini adalah untuk meningkatkan kepekaan orang tua terhadap
masalah yang dihadapi oleh anak remajanya. Selain itu, kelas ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam memecahkan masalah anak remajanya
di rumah. Selain itu, program ini juga untuk meningkatkan kemampuan orang tua
untuk dapat membangun komunikasi dengan anak remajanya untuk mendiskusikan
hal-hal sensitif seperti masalah seksual dan lain sebagainya.
Kegiatan program pelatihan ini
berupa kelas orang tua yang diselenggarakan sekolah ini dapat dilakukan secara
terstruktur. Pada kelas tersebut, disajikan ragam materi yang mencakup aspek
dengan mengundang psikolog, tenaga kesehatan, kepolisian dan dari pihak sekolah
sendiri. Waktu pelaksanaan dapat dirancang satu kali setiap semester dengan
durasi waktu yang cukup. Sekolah diharapkan dapat memasukan program ini ke
dalam program tahunan dengan menggunakan sumber pendanaan yang memungkinan.
Porsi interaksi yang besar antara
anak remaja dengan orang tua dan guru merupakan aspek potensial untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak remaja. Disisi lain, tidak semua
kebutuhan pendidikan anak remaja dapat terpenuhi oleh pihak sekolah. Untuk itu
penguatan peran orang tua dan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
anak remaja adalah sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan.
Program ini perlu didukung dengan
meningkatkan sumber daya sekolah dalam hal pola asuh anak remaja. Pembentukan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga pada pemerintahan Presiden Joko Widodo
perlu diapresiasi. Dimasukannya pendidikan keluarga kedalam organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang berada dibawah Direktorat Jenderal
PAUD dan Pendidikan Masyarakat adalah langkah maju. Kebijakan ini juga dapat
diartikan sebagai usaha pemerintah untuk melibatkan keluarga dan masyarakat
sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi peningkatan kualitas anak bangsa
terutama anak-anak remaja. Langkah ini juga dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk perhatian pemerintah terhadap unsur penting dalam pendidikan yaitu
keluarga.
Untuk itu, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga dapat membekali sekolah untuk training of trainer
kegiatan pelatihan tersebut. Diakhir training tersebut peserta diharapkan mampu
mengelola kegiatan pelatihan di sekolah masing-masing. Disamping itu, perlu
disediakan dokumen panduan pendidikan remaja berbasis sekolah oleh pemerintah.
Panduan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kurikulum, modul
pelatihan dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk mengukur keberhasilan
program.
__________________________________
Baca Juga :
__________________________________
nice artikel gan sangat membantu membuat saya sadar :)
BalasHapusbtw nitip backlink gan
https://goo.gl/yt9AQJ