Adalah Kalimat terakhirnya yang "memaksa" saya untuk menuliskannya di Pen Lab ini. Kalimatnya Seperti ini "Bersukurlah kepada mereka yang masih memiliki ibu, yang setia menantikan kedatangannya, bahagiakan lah mereka dengan apa yang bisa kita lakukan". Puasa menulis yang telah saya jalani ini hampir satu bulan ini buyar. Terinspirasi kalimat tersebut dan memunculkan kembali birahi menulis yang telah lama hilang.
Kalimat tersebut membaut saya mengukur dan menimbang diri. Sampai saat ini, saya masih memiliki Ibu yang melahirkan dan membesarkan. Tulisan ini mengingatkan saya untuk terus bersyukur atas hal tersebut. Ternyata, disamping saya banyak orang-orang yang tidak lagi mendapatkannya. Tidak lagi mendapatkan tumpah cinta Ibu.
Atas Izin Beliau Saya Kutipkan Puisi Tersebut :
Perempuan Di Ujung Jalan
By : Rahma Yesya
Matanya menatap penuh harapan
Pada setiap kabar yang datang
Apa yang di nanti akan segera tiba?
Dengan degub jantungnya begitu keras
Berbaur dengan cinta yang tertahan
Hampir tumpah, tapi perempuan itu tetap sabar menanti.
Perempuan d ujung jalan
Setia menantinya pulang
Dan siap dengan dekap hangatnya
Serta tumpah cintanya
Tanpa berharap balasan
Menumpahkan dirinya
Pada buah hatinya, padaku
Perempuan d ujung jalan
Aku pulang membawa rindu
Aku pulang mempersembahkan bakti ku
By : Rahma Yesya
Matanya menatap penuh harapan
Pada setiap kabar yang datang
Apa yang di nanti akan segera tiba?
Dengan degub jantungnya begitu keras
Berbaur dengan cinta yang tertahan
Hampir tumpah, tapi perempuan itu tetap sabar menanti.
Perempuan d ujung jalan
Setia menantinya pulang
Dan siap dengan dekap hangatnya
Serta tumpah cintanya
Tanpa berharap balasan
Menumpahkan dirinya
Pada buah hatinya, padaku
Perempuan d ujung jalan
Aku pulang membawa rindu
Aku pulang mempersembahkan bakti ku
Bersukurlah kepada mereka yang masih memiliki ibu, yang setia menantikan kedatangannya, bahagiakan lah mereka dengan apa yang bisa kita lakukan
Salam Pen Lab
I love you ibu, syukur tanpa batas, karena saya masih punya ibu sob.
BalasHapussaya sependapat dengan kalimat itu. Saya merasakannya ketika ibu sudah tiada.
BalasHapusTrims.
Artikel yang mengingatkan Mas.
Salam hangat selalu :)
ibu saya masih ada, saya berusaha semaksimal mungkin utk bisa membahagiakan beliau :D
BalasHapusPuisi yang menyentuh bang...
BalasHapusMeresapi perasaan sahabat yang telah kehilangan Ibu...
mengingatkan kepada kita yang masih memiliki Ibu untuk bersyukur (huaaa...jadi pengen nangis)
oh ibuku semoga Tuhan melapangkan kuburmu dan menjauhkanmu dari Azab kubur, ya Allah Perkenankanlah doaku
BalasHapustak ada kata yang dapat terucap, kecuali syukur ku atas anugerah ibu yang Allah berikan,.Ilove U much my mom, love u forever,.I hope i'II always can make u happy, make u proud of me,.Your doughter,.!
BalasHapusPlese waiting for me on the end of our road mom,
(senang punya sahabat kalian yang selalu menginspirasi,"diam2 ica ternyata bakat seni nya multi dimensi ya" Huah)
puisi yang indah
BalasHapuspulanglah
dan berbaktilah kepada ibu dan bapak
Puisi yang menginspirasi, mengisahkan kerinduan besar terhadap Ibunda tercinta. Ibu yang selalu hadir menyertai perjalanan panjang hidup ini, selalu mendukung buah hatinya. Tak ternilai jasa seorang Ibu. Sayangilah Ibumu karena saat ini kesempatanmu untuk berbakti kepada seorang wanita hebat yang telah melahirkan dan membesarkanmu di dunia ini.
BalasHapusUntuk penulis puisi ini, saya turut merasakan kerinduanmu, kirimkanlah do’a tulusmu untuk sang Ibu, kasih Ibu tiada akhir. Kudo’akan semoga Ibumu tenang dan mendapat rahmat serta dilindungi Allah SWT. Amin
sekarang, aku sempatkan sesering mungkin pulang, berlagak sebagai anak kecil lagi dirumah. menerima semua ‘suapan’ mereka.
BalasHapusAmazing wording that i totally unable to understand. "Tak ternilai jasa seorang Ibu. Sayangilah Ibumu karena saat ini kesempatanmu untuk berbakti kepada seorang wanita hebat yang telah melahirkan dan membesarkanmu di dunia ini".
BalasHapus